Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita

Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita - Hallo sahabat Free PDF and E-BOOK Online, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Catatan Kaki, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita
link : Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita

Baca juga


Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita


YakusaBlog- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berdiri pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1947 di Yogyakarta. HMI sebagai organisasi Islam, tentu saja selalu seiring dengan gerakan perkembangan agama Islam sebagai agama perjuangan, dan inilah menentukan dan mengilhami kelahiran HMI. Salah satu latar belakang berdirinya HMI yaitu Situasi Umat Islam Indonesia. Lafran Pane pada saat itu melihat ada tiga golongan umat Islam di Indonesia:
Pertama, golongan alim ulama dan pengikutnya, yang mengenal dan mempraktikan agama Islam sesuai yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Dan budaya-budaya orang Arab.
Kedua, golongan alim ulama dan pengikutnya, yang terpengaruh oleh mistik yang menyebabkan mereka ini menganggap, hidup ini hanya akhirat belaka.
Ketiga, golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman selaras dengan wujud dan hakikat dari agama Islam.
Pandangan Lafran Pane di atas menunjukkan bahwa sebelum berdirinya HMI, pengetahuan umat Islam tentang ajaran Islam masih sangat kurang. Inilah salah satu yang mengilhami Lafran Pane mendirikan HMI, disamping melihat kondisi situasi NKRI, kondisi Perguruan Tinggi yang kotomi pihak sekuler dan kondisi Mahasisswa dengan dua organisasi yang sekuler (PMY) dan organisasi mahasiswa yang sosialis (SMI).
Didalam suatu organisasi Islam tentu ada sebuah pedoman pengajaran tentang ke-Islaman. Di HMI sendiri memiliki pedoman yang bernama Nilai-Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (NDP HMI) yang disusun oleh Nurcholish Madjid (Cak Nur), Endang Saefuddin Anshari (ESA) dan Sakib Mahmud kemudian di sahkan dalam Kongres IX di Malang. NDP inilah yang digunakan dalam proses perkaderan HMI dan perjuangan kader-kader HMI, untuk mengajarkan ke-Islaman kepada kader HMI. Tetapi pada saat ini, entah pemateri yang tidak mampu menyampaikan materi NDP sehingga sebagian peserta training tidak memahami materi tersebut atau peserta itu sendiri yang tidak mampu menerima mareri tersebut, karena mereka tidak mempunyai pengetahuan ke-Islaman sebelumnya. Maka tidak heran selepas Latihan Kader I (Basic Training), ketika mereka ditanya tentang apa yang mereka dapatkan dari NDP, jawaban mereka hanya berkisar pada Surga dan Neraka itu tidak ada.
Realitas yang ada saat ini bahwa sebagian kader HMI, tidak melaksanakan sholat lima waktu bahkan ada yang tidak sholat pada hari jumat. Mereka lebih memilih tidur atau main hand phone ketimbang mereka melaksanakan sholat. Dalam urusan membaca Al-Quran banyak kader yang masih terbata-bata membacanya, tetapi mereka masih diloloskan dalam screening Latihan Kader II (Intermediater Training). Padahal mereka tidak layak untuk lolos, karena untuk dapat mengikuti screening selanjutnya haruslah mahir dalam membaca Al-Quran.
Masalah ini harus dikembalikan ke Komisariat dan HMI Cabang masing-masing untuk mendidik kadernya, supaya mereka lebih memahami ke-Islaman. CakNur mengatakan mahasiswa yang ikut HMI haruslah lebih tinggi pengetahuannya disbanding mahasiswa yang tidak ikut HMI. Kenyataannya saat ini kader HMI yang pengetahuan ke-Islamannya di atas rata-rata ialah kader yang kuliah di Perguruan Tinggi Islam. Mereka banyak mendapat pengetahuan Islam bukan di HMI, tetapi di kampus.
Bukankah mahasiswa pada awalnya tertarik masuk di HMI, karena ingin belajar Islam. Maka dari itu jangan heran banyak kader yang tidak aktif di HMI, Karena persoalan tidak mendapatkan pengetahuan tentang Islam di HMI, justru mereka lebih banyak mendapat pengetahuan tentang politik praktis dan lobi-lobi untuk kepentingan individu dan kelompoknya.
Sepanjang sejarah, HMI pernah mempunyai kader yang dikenal sebagai tokoh Islam Indonesia, diantaranya adalah Prof. Lafran Pane, Prof. Nurcholish Madjid, Ahmad Wahib, Prof. Komaruddin Hidayat, Prof. Amien Rais, Prof. Azyumardi Azra, Dr. Bachtiar Effendy, Fachry Ali dan lain-lain.
Dengan usia HMI yang telah mencai tujuh puluh tahun saat ini, semoga ada perbaikan dalam diri kader. Kita juga malu sebagai kader HMI, jika pengetahuan ke-Islaman kita kalah dibandingkan dengan mahasiswa pada umumnya. Mari tingkatkan pengetahuan keislaman kita.
Selamat Milad yang ke-71 Himpunanku.
Teruslah berjuang untuk umat dan bangsa.
Yakin Usaha Sampai...!!!

Penulis: Muh. Nandi
Pemateri Sejarah HMI di HMI Cabang Palopo


Ket.gbr: Foro Muh. Nandi



Demikianlah Artikel Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita

Sekianlah artikel Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita dengan alamat link https://readebookfreeonline.blogspot.com/2018/02/selamat-milad-hmi-ke-71-mari-tingkatkan.html

0 Response to "Selamat Milad HMI Ke-71: Mari Tingkatkan Pengetahuan Keislaman Kita"

Post a Comment